Sabtu, 02 Desember 2017

PROBLEMATIKA KURIKULUM 2013 DAN KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH




Kekhawatiran banyak pihak menyangkut kesuksesan implementasi kurikulum 2013 adalah menyangkut kesiapan guru. Aktor utama yang dapat mempengaruhi guru adalah kepala sekolah. Kepemimpinannya akan berpengaruh langsung terhadap kinerja guru. Setelah kita pahami konsep Kepemimpinan Instruksional, kita yakin konsep ini akan menjadi salah satu solusi terhadap kekisruhan penerapan kurikulum 2013 yang telah menuai banyak kritik dan protes dari berbagai kalangan. Winataputra (2013) yang merupakan salah satu tokoh pendidikan nasional yang terlibat langsung dalam perumusan kurikulum 2013, dalam suatu pertemuan Rapat Perumusan Kurikulum PPG (Pendidikan Profesi Guru) di Palembang pada 15 Januari 2014, mengatakan bahwa untuk suksesnya penerapan kurikulum 2013, kepala sekolah harus berfungsi sebagai Instructional Leader (pemimpin instruksional).

Berdasarkan konsep Kepemimpinan Instruksional, di samping merumuskan dan mensosialisasikan visi-misi sekolah, pemimpin instruksional hars selalu concern dengan kurikulum. Kepala sekolah semacam ini selalu mengkoordinasikan kurikulum, mensupervisi dan mengevaluasi kurikulum, dan memonitor kemajuan siswa. Pemimpin Instruksional juga selalu fokus pada penciptaan iklim pembelajaran sesama guru (Developing School Learning Climate Program). Salah satu elemen daripada dimensi ini adalah perhatian kepala sekolah terhadap peningkatan profesionalisme guru, antara lain, seperti melalui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Oleh karena itu, kepala sekolah terutama yang memposisikan diri sebagai Instructional Leader akan memainkan peran yang sangat menentukan dalam menyukseskan penerapan kurikulum 2013. Kepala sekolah dapat mengintervensi pemberlakuan kurikulum 2013 melalui pengelolaan kurikulum dan program pengembangan profesi guru di sekolah.

Selama ini yang dilibatkan dalam pelatihan penerapan kurikulum 2013 hanya satu sampai dua orang guru saja. Seharusnya, alangkah tepatnya jika kepala sekolah yang diberi pemahaman secara mendalam, di samping guru, menyangkut implementasi kurikulum 2013, karena kepala sekolah adalah salah satu pihak yang paling bertanggungjawab atas keberhasilan penerapan kurikulum 2013. Sejumlah besar hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sekolah-sekolah unggul umumnya dipimpin oleh Instructional Leader. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa jika prestasi siswa hendak ditumbuhkan dan reputasi sekolah didongkrak, otoritas yang terkait dalam pengangkatan kepala sekolah seyogianya memastikan bahwa yang dinominasikan sebagai kepala sekolah mestilah yang berwawasan instruksional atau yang memberi prioritas pada kepentingan akademik, Instructional Leader.



Sumber: Jurnal Pencerahan Volume 8, Nomor 2, 2014  Halaman 98-108
Ahmad, Syarwan. 2014. Problematika Kurikukulum 2013 Dan Kepemimpinan Insruksional Kepala Sekolah. Jurnal Pencerahan Volume 8, Nomor 2, 2014  Halaman 98-108

Tidak ada komentar:

Posting Komentar